Selasa, 04 Juni 2013

SBY dan Pemaknaan Penghargaan World Statesman Award

SBY dan Pemaknaan Penghargaan
World Statesman Award
Ferry Ferdiansyah ;   Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas
 Mercubuana Jakarta Program Studi Magister Komunikasi
OKEZONE, 04 Juni 2013
 
 


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dianugerahi 'World Statesman Award' atau penghargaan negarawan dunia 2013. Penghargaan itu diberikan oleh organisasi yang mempromosikan perdamaian, demokrasi, toleransi, dan dialog antarkepercayaan yang berbasis di New York, Amerika Serikat, Appeal of Conscience Foundation (ACF).

Dengan alasan SBY akan menghadiri sidang di Markas Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York, penganugrahan seharusnya diterima Kepala Negara pada bulan November 2013 dimajukan bulan Mei 2013.

Sebelumnya, ayah dua orang putra ini telah menerima gelar kehormatan Honoris Doctoral dari Nanyang Technological University (NTU). Penganugerahan ini, terkait keberhasilan SBY dalam mengobarkan api perdamaian, demokrasi, Islam Moderat dan hak asasi manusia. Selain itu, terkait peran Pemerintah Indonesia dalam pelestarian lingkungan laut dan konservasi hutan, dan komitmen untuk modernisasi dan transformasi di Indonesia.

Hingga saat ini, ada berbagai penganugerahan berbagai gelar doktor kepada, peyandang Adhi Makayasa 1973, diantaranya Doktor di bidang Perdamaian dari Universitas Utara Malaysia, sebagai pengakuan atas kontribusi kepada SBY dalam perdamaian dunia, Doktor Honoris Causa dari Universitas Keio, Tokyo, Jepang pada 27 Nopember 2006, atas kontribusinya bagi stabilitas kawasan dan sebagai pemimpin yang menonjol di Asia Timur. Dari kerajaan Inggris, Kepala Negara menerima penghargaannya Knight Grand Cross in the Order of Bath. Tak cuma mendapatkan gelar kehormatan di Inggris saja, Presiden juga pernah mendapatkan penghargaan sejenis. Negara-negara yang pernah memberikan gelar kehormatan tersebut di antaranya negeri jiran Brunei Darussalam, dan negara sahabat Ekuador.

Respons internasional, sangat jelas telah mengakui kiprah Indonesia dalam menggaungkan perdamaian. Perdana Menteri Inggris David Cameron, secara lantang memberikan respons positif peran SBY dalam masa transisi Indonesia dan kawasan. Penilaian yang sama pun disampiakan mantan Menlu AS Hillary Clinton, dirinya mengapresiasikan pria kelahiran Pati, Jawa Timur atas perannya dalam memastikan kemajuan proses reformasi dan demokratisasi di Myanmar-lebih dari satu dasawarsa berada di bawah kepemimpinan junta militer.

Pengakuan keberhasilan, juga dikemukakan anggota Kongres AS, Jim McDermott. Dirinya menilai, Indonesia sebagai model negara demokrasi yang baik, mengingat Indonesia baru merasakan demokrasi sesungguhnya setelah Reformasi 1998, sebelumnya masih berada di bawah kekuatan militer. Terkait etnis Rohingnya dengan Rhakine di Myanmar, telah menjadi catatan penting kepala negara. Dalam pidato kenegaraan tahun lalu, Majelis Tinggi PD ini, menegaskan komitmen Indonesia untuk terus mengawal penyelesaian kasus kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar.

Langkah strategis yang diambil diantaranya, mengirimkan surat kepada Presiden Myanmar Thein Sein untuk mendorong penyelesaian konflik antaretnis di negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Kasus lainnya, saat mengelola masalah Laut China Selatan (LCS), Indonesia tetap mempertahankan keutuhan ASEAN, dengan melakukan komunikasi dengan China dengan tujuan untuk menenangkan ketegangan.

Beberapa pristiwa telah menunjukkan, Indonesia tetap menjaga hubungan kemitraan dan toleransi. Tujuannya agar tercipta dunia yang damai dan sejahtera serta menjadi poros perdamaian dunia. Langkah Indonesia mengajak masyarakat internasional untuk turut ambil bagian dari demokrasi merupakan langkah tepat, apa lagi di balik nilai-nilai demokrasi terpampang perdamaian yang abadi. Berdasarkan laporan PBB, Indonesia termasuk negara paling aktif dalam turut menjaga perdamaian dunia dan menempati urutan 15 dari 177 negara yang paling banyak mengirimkan pasukan penjaga perdamaian dunia.

Keaktifan ini, bertujuan untuk menciptakan perdamaian dunia dengan jalur diplomasi, baik yang bersifat regional maupun internasional. Ketika ada kebuntuan, Indonesia mengambil inisiatif untuk menyelesaikannya. Hal itu juga yang dilakukan oleh Indonesia ketika menjadi Ketua ASEAN pada 2011. Saat itu, Indonesia bisa memimpin serangkaian diskusi untuk memberikan solusi terhadap permasalahan sengketa perbatasan antara Kamboja dan Thailand.

Sangat jelas, peran Indonesia di dunia dengan gamlang muncul di permukaan. Di tatanan nasional pemerintah dan rakyatnya, saling bekerja sama dalam mensinergikan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kehadiran Indonesia dalam penyelesaian konflik berkepanjangan yang terjadi di Timur Tengah, merupakan harapan terbesar bagi Rakyat Palestina. Indonesia bukan hanya sebatas negara yang mayoritas berpenduduk muslim, tetapi sebagai negara kooperatif yang memiliki peran penting dalam perdamaian Israel dan Palestina dan salah satu negara yang mendorong Palestina diakui sebagai anggota penuh PBB.

Yudhoyono, tidak hanya sebatas menyampaikan keprihatinan dalam forum terbuka dan tertutup atas kasus-kasus intoleransi dan insiden-insiden kekerasan terhadap minoritas di Indonesia. Namun, Presiden SBY juga menginstruksikan kementerian atau lembaga terkait untuk mengatasi secara konklusif peristiwa-peristiwa tersebut. Indonesia dengan luas kurang lebih 1,904,569 km2 dan jumlah penduduk diperkirakan sekitar 250 juta jiwa, tersebar di 17.000 pulau, dengan ratusan etnis dan beragam keyakinan, menjadikan pilar kekuatan nasional dalam menjawab tantangan dunia. Terkait beberapa kasus yang menghinggapi negeri ini, penangannya telah dituangkan dalam Inpres No 2 / 2013, tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri.

Menyikapi fenomena banyaknya hujatan dan keritikan terkait kinerja SBY, penulis lebih mengapresiasikan apa yang telah dilakukan SBY terhadap negeri ini. Meski saat ini dijumpai masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan pembangunan dan belum bisa memuaskan seluruh lapisan sosial, namun kita juga mesti jujur bahwa banyak pula keberhasilan yang telah dicapai pemerintahan saat ini, baik di tingkat nasional, regional maupun global.

Dengan adanya rencana penganugerahan 'World Statesman Award' atau penghargaan negarawan dunia 2013, menunjukkan keberhasilan dan jiwa kenegarawanan SBY selama ini atas kontribusinya terhadap Indonesia dan masyarakat dunia, khususnya dalam membangun stabilitas politik, transformasi demokrasi, dan kemajuan ekonomi nasional. Penghargaan ini sekaligus menunjukan apresiasi dunia internasional sangat positif terhadap kepemimpinan SBY.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar