Senin, 10 Juni 2013

Mengenang Jasa Pak Harto

Mengenang Jasa Pak Harto
Haryono Suyono ;   Mantan Menko Kesra dan Taskin 
SUARA KARYA, 08 Juni 2013
 
 
 
Hari ini, 8 Juni, keluarga dan sahabat Pak Harto berkumpul di tempat kediaman mendiang Soeharto semasa kecil di Kemusuk, Desa Argomulyo, Bantul, Yogyakarta, untuk memperingati hari lahir pejuang pembangunan Indonesia itu. Peringatan itu dikaitkan dengan peresmian Memorial Jenderal Besar Haji Mohammad Soeharto lengkap dengan diorama dan karya peninggalan mendiang.

Upaya Pak Harto dalam membangun bangsa ditunjukkan dengan perhatiannya yang tinggi terhadap bidang pendidikan, antara lain dengan menyediakan anggaran khusus yang dinamakan inpres dalam bidang pendidikan. Melalui penyediaan anggaran itu, pemerintah dengan cepat mendirikan SD, SMP, SMA, dan SMK di mana-mana. Dengan penyediaan sekolah yang meluas itu, partisipasi pendidikan sejak zaman Pak Harto melonjak sangat signifikan. Tidak itu saja! Setelah pengembangan sekolah-sekolah dirasakan cukup, Pak Harto mendeklarasikan tekad pemerintah terhadap program wajib belajar pendidikan dasar, yang sebagian besar pada waktu ini sudah tuntas.

Deklarasi tuntas untuk pendidikan dasar itu tentu memerlukan pembiayaan. Kalangan keluarga miskin, biarpun mempunyai anak yang otaknya cemerlang, tidak selalu bisa menyekolahkan anaknya. Untuk itu, Pak Harto mendirikan Yayasan Supersemar untuk menghilangkan hambatan itu. Ternyata, pencanangan beasiswa Supersemar langsung menjadi pemicu dan indikator keberhasilan setiap siswa di setiap sekolah.

Anak-anak keluarga miskin terpicu dan anak-anak keluarga yang lebih mampu tidak mau ketinggalan. Biarpun tidak membutuhkan dana untuk membiayai sekolahnya, anak keluarga mampu pun ikut memburu beasiswa karena penerima beasiswa naik gengsi dan nama baiknya terdongkrak. Sekolah-sekolah tidak jarang memberikan beasiswa Supersemar kepada anak-anak keluarga mampu karena syarat-syarat keunggulan dalam kelasnya tidak bisa dibantah. Tetapi, anak-anak keluarga miskin tetap mendapat prioritas yang tinggi.

Mendiang Pak Harto tidak menawarkan beasiswa yang melimpah, yang cukup untuk membiayai seluruh kebutuhan pelajar, untuk hidup dan membayar seluruh keperluan. Tetapi, sengaja menawarkan jumlah yang relatif kecil, yang pada zamannya dianggap cukup, agar timbul rasa solidaritas dari setiap orangtua untuk tetap bekerja keras berusaha mencukupi kekurangan biaya untuk sekolah anak-anaknya.

Para siswa penerima beasiswa juga bisa berhemat dan membelanjakan dana yang berasal dari beasiswa dan kiriman orangtua dengan prinsip hemat dan mengutamakan kebutuhan yang paling urgen. Prinsip itu tidak pernah berubah sampai Pak Harto lengser dan tidak lagi menjabat Presiden RI.

Di samping itu, Pak Harto juga mendirikan Yayasan Dharmais untuk menolong anak-anak yatim piatu yang diasuh oleh ribuan panti asuhan di seluruh Indonesia. Sampai sekarang tiap bulan Yayasan Dharnais memberikan bantuan kepada panti asuhan secara reguler. Di samping itu, diberikan bantuan kepada ribuan penderita penyakit mata untuk mendapatkan biaya operasi katarak, bibir sumbing atau pertolongan kesehatan lainnya. Didirikan pula Yayasan Dhakab untuk membantu upaya pengentasan kemiskinan, koperasi, dan kegiatan lain dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Kegiatan sosial lain yang menonjol adalah pendirian 999 Masjid Amal Bhakti Muslim Pancasila di seluruh Indonesia. Semua masjid yang didirikan umumnya berfungsi dengan baik di daerah-daerah di pedesaan dan di pusat-pusat kegiatan seperti kantor-kantor pemerintah atau pusat kegiatan lainnya. Di samping mendirikan masjid juga dikembangkan Yayasan Damandiri yang secara khusus membantu pemberdayaan SDM untuk mendampingi rakyat dalam upaya pengentasan kebodohan dan kemiskinan.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar