Rabu, 11 September 2013

Menguak Tabir “Misteri” 11 September


Menguak "Misteri" 11 September
Apriyanto Nusa Mahasiswa Pascasarjana Umi Makassar,
Dosen Universitas Ichsan Gorontalo
Gorontalo Post, 11 September 2013



PERISTIWA 11 September bukan hal istimewa untuk menjadi bahan kajian, namun karena tanggal tersebut, memiliki peristiwa yang saling berkelindan dengan peristiwa yang lainnya dalam kalender Masehi.

Dengan mencermati dalam beberapa tahun terakhir ada beberapa rentetan peristiwa penting pasca tragedi runtuhnya WTC (World Trade Center) yang persis berada di tanggal 11 September, sebagai tragedy kemanusiaan yang menelan banyak korban..

Tragedy runtuhnnya gedung pencakar langit WTC (World Trade Center) di Amerika Serikat pada 11 September 2001 silam, seidaknya menuai banyak tanda Tanya. Bahkan menjadi “bola panas” pembahasan, perbincangan seanteror dunia sekarang. Berbagai tanggapan dan komentar muncul untuk mempertanyakan misteri dibalik runtuhnnya gedung pencakar langit tersebut. Selama ini opini dunia seolah menggiring pemikiran kita, untuk menyimpulkan bahwa misteri dibalik runtuhnnya gedung pencakar langit. Pelakunya Osama bin Laden atau oleh kaum teroris dalam hal ini Umat Islam.

Agama islam semenjak peristiwa yang penuh rekayasa dan sarat konspirasi ini dilabelkan oleh “kaum kafir” sebagai agama teroris dan agama kekerasan. Setelah peristiwa ini, juga negeri-negeri kaum muslimin menjadi sasaran rudal-rudal Amerika dalam balutan atas nama “perang melawan teroris”. Dunia sekarang, seakan-akan menutup mata dan seketika menjadi bisu atas perlakuan dan penindasan yang dilakukan “orang-orang kafir” terhadap negeri-negeri kaum muslimin. Perubahan Kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat pasca peristiwa WTC tersebut, sangat berlebihan dengan mencantumkan negeri-negeri kaum muslimin sebagai sarang teroris. Padahal kalau ditelaah lebih jauh mungkinkah gedung WTC yang disangga baja itu meleleh hanya karena api? Siapa sebenarnnya dibalik tragedi WTC tersebut sehingga umat islam harus dikorbankan? Atau ini hanya konspirasi “kaum yahudi” menjadikan tragedy WTC sebagai alasan untuk mengambil tanah dan sumber daya alam yang dimiliki kaum Muslimin?

Analisis
Untuk menjawab pertanyaan diatas penulis mencoba menguraikan pendapat ilmiah dari beberapa ahli-ahli fisika. Pertama, Prof. Dr. Morgan Reymonds (Guru Besar pada Texas University, USA) menyatakan ”belum ada bangunan baja ambruk hanya oleh kobaran api”. Kedua, Michael Meacher (Mantan Menteri Lingkungan Inggris, 1997 – 2003) berpendapat ”perang melawan terorisme dijadikan tabir kebohongan guna mencapai tujuan-tujuan strategis geopolitik AS”. Ketiga, Prof. Dr. Steven E Jones (Guru Besar Fisika pada Birmingham Young University, USA) membeberkan hasil risetnya ”bahan-bahan peledak telah diletakkan di bangunan WTC”.

Dari pendapat ilmuan diatas yang sangat menarik untuk dicermati adalah riset (penelitian) yang dilakukan oleh Prof. Dr. Steven E Jones (Guru Besar Fisika pada Birmingham Young University, USA). Dalam penelitiannya dari sudut teori fisika, Ilmuwan dari Departerment of Physic and Astronomy Brigham Young University itu menguraikan secara ilmiah penyebab sesungguhnya dari kehancuran tersebut. Beliau mengatakan bahwa kehancuran dahsyat seperti yang dialami Twin Tower serta gedung WTC hanya mungkin terjadi karena bom-bom yang sudah dipasang pada bangunan-bangunan tersebut.

Prof. Dr. Steven E Jones satu persatu mencoba memberi keyakinan bahwa tidak mungkin hanya api yang memporak-porandakan gedung berkonstruksi baja tersebut. Menurut teori Prof Jones, simetrikal dan cepatnya keruntuhan gedung-gedung tersebut membuktikan bawa penjelasan resmi FEMA, NIST dan 9-11 Commission yang kini sudah menjadi pegangan publik pada umumnya adalah salah. Menurut penelitian FEMA, NIST dan 9-11 Commision bahwa penyebab utama keruntuhan gedung-gedung tersebut adalah api akibat terjangan pesawat dengan bahan bakar penuh. Padahal Fakta sebenarnya, tampaknya ada bahan peledak yang sudah ditempatkan sebelumnya pada tiga gedung di Ground Zero itu. Sebelum dan sesudah peristiwa WTC belum pernah ada gedung berkerangka baja yang hancur total karena kebakaran. Di tempat terpisah juga orang yang dijadikan sebagai pelaku oleh AS dalam tragedi runtuhnya WTC (Osama Bin Laden) pernah menyampaikan dalam persembunyiannya bahwa dia bukanlah dalang dari peristiwa 11 September tersebut, melainkan ini hanya sebagai propaganda kaum Yahudi untuk, memerangi Islam kemudian menjadikan teroris sebagai isu dunia.

Jikalau penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Steven E Jones telah dapat dibuktikan secara ilmiah, maka yang menjadi pertanyaan kritis kita yang ingin mendambakan kebenaran dari peristiwa tersebut adalah siapa yang dengan “gagah berani” menempatkan bahan peledak pada tiga tiang di gedung tersebut? Bagaimana orang bisa masuk sementara penjagaan dan pengamanan di gedung tersebut sangat ketat? Ataukah ini telah direncanakan dan menjadi konspirasi Pemerintahan Bush pada waktu itu untuk memuluskan agenda perang terhadap kaum muslimin dan menjadikan teroris sebagai alasannya?

Mari kita lihat rentetan peristiwa pasca tragedi runtuhnya gedung WTC tersebut untuk sedikit menjawab pertanyaan diatas, dan menguatkan penelitian Prof. Dr. Steven E Jones yang diuraikan sebelumnya. Pasca tragedi WTC, Amerika langsung menghadapkan matanya ke negeri-negeri kaum Muslimin khususnnya di Iraq dan Afganistan. Apa yang terjadi…?? Jutaan nyawa anak-anak dan warga sipil menjadi korban akibat agresi militer yang dilakukan oleh Amerika Serikat yang kemudian menjadikan perang terhadap terorislah yang menjadi alasan utamannya. Sungguh ini merupakan kebiadaban menjadikan perang terhadap teroris sebagai alasan pembenar untuk melakukan pembantaian terhadap kaum muslimin di negerinya sendiri.

Pada tahun 2010 yang lalu, dengan dalih memperingati tragedi WTC 11 September 2001 seorang pendeta “laknatullah” yang bernama Terry Jones menyerukan ke seluruh gereja dunia dan warga Amerika untuk terlibat memperingati Tragedi tersebut, menjadikannya sebagai “International Burn a Koran Day” (Hari Membakar Alquran Internasional). Propaganda keji dan permusuhan terhadap Islam mereka cetak dalam bentuk kaos bertuliskan “Islam is Of The Devil” (Islam adalah Setan).

Hak & Bathil
Tidak hanya sampai disitu saja, tahun 2012 kemarin juga mencuat kembali ke permukaan media, yaitu orang yang sangat kita cintai, agungkan dan muliakan, dan manusia yang paling dicintai Oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kembali dipermalukan dan dihina-dinakan oleh tangan-tangan kuffar yang kotor (orang-orang kafir) dengan membuat sebuah film yang berjudul “Innocence of Muslims” yang disutradarai oleh “Syetan Laknatullah” yang berwujud manusia bernama Sam Bacile warga California Amerika Serikat keturunan yahudi Israel. Video sangat menjijikan ini menggugah dan melukai hati kaum muslimin di dunia sehingga terjadinya demonstrasi dimana-mana.

Dari kesekian fakta-fakta diatas, dapat disimpulkan secara sederhana oleh penulis bahwa rekayasa dan propaganda yang selalu dilakukan oleh kaum kafir, merupakan kebencian yang dilatar belakangi oleh keyakinan dan aqidah yang berbeda. Dan ini sudah menjadi “sunnahtullah” dan hukum alam bahwa keyakinan yang hak dan yang bathil sampai hari kiamatpun tidak akan pernah satu, dan ini juga sudah menjadi “fitrah” dalam beragama. Sebagaimana pesan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 120 yang artinya “ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”. Dan ditegaskan juga hakikat dari dada dan hati kaum kafir dalam Surah Al-Imran : 118 yang berbunyi ”Mereka (kaum kafir) tidak pernah berhenti (menimbulkan) kemadaratan atas kalian. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kalian. Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi.

Dua firman Allah SWT di atas, menunjukan kalau kaum “kafir” sampai hari kiamatpun, tidak akan senang dengan umat Islam. Propaganda dan konspirasi busuk terus akan mereka lancarkan, sampai umat Islam keluar dari aqidah-nya. Paham kebebasan dan hak asasi manusia (HAM) dijadikan ikon kaum “kafir” untuk memuluskan agenda besar mereka.*
 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar